Senin, 25 Maret 2019

Hukum hadir wali pada akad nikah yang diwakilkan



Diskripsi Masalah
 
Dalam sebuah acara akad pernikahan, setelah wali mempelai wanita mewakilkan untuk menikahkan putrinya kepada salah seorang kepala KUA. Tiba-tiba kepala KUA tersebut menyuruh ayah mempelai wanita tersebut untuk pergi dan jangan menyaksikan akad pernikahan tersebut. Dengan hati yang sedih ia pun pergi walaupun hatinya ingin sekali menyaksikan acara akad nikah putri semata wayangnya.
Pertanyaan:
Benarkan bila seorang wali telah mewakilkan akad nikah kepada orang lain maka ia tidak boleh menghadiri majelis akad nikah tersebut?
Jawaban:
Pemahaman bahwa wali nikah yang mewakilkan akad nikahnya kepada pihak lain tidak boleh menghadiri akad nikah tersebut adalah pemahaman yang keliru. Kehadiran wali dalam akad nikah tersebut sama sekali tidak mempengaruhi sah atau tidaknya akad nikah yang sedang dilangsungkan.
Uraian.
Dalam akad nikah ada beberapa hal (rukun nikah) yang harus dipenuhi untuk sahnya akad nikah. Yaitu; calon suami dan istri, wali dan dua orang saksi dan lafadh nikah. Masing-masing pihak yang akan melafadhkan ijab qabul (calon suami dan wali istri) boleh saja mewakilkannya kepada pihak lain.
Ketika wali mewakilkan ijab kepada pihak lain, boleh saja ia ikut menyaksikan berlangsungnya akad nikah tersebut, asalkan ia bukan sebagai saksi nikah. Bila ia hadir sebagai saksi nikah, maka akad nikah tersebut tidak sah. Misalnya yang hadir dalam majlis akad tersebut hanya seorang calon suami, wakil dari wali, wali dan satu saksi lain. Maka dalam keadaan demikian, salah satu saksi nikah adalah wali si wanita, maka nikah tersebut tidak sah. Hal ini disebabkan kedudukan wakil wali merupakan pengganti dari wali. Ketika wakil wali melangsungkan akad ijab maka seolah-olah walilah yang melakukannya. Karena itulah, wali tersebut tidak boleh menjadi saksi nikah. Karena dalam akad nikah seorang wali tidak boleh merangkap sebagai saksi. Untuk sah akad tersebut, minimalnya harus hadir satu orang laki-laki adil lain yang menjadi saksi kedua bagi akad nikah tersebut.
Sebenarnya pemahaman yang keliru tentang hal ini muncul karena salah memahami nash kitab Kifayatul Akhyar hal 135:
فلو وكل الولي والزوج أو أحدهما أو حضر الولي ووكيله وعقد الوكيل لم يصح النكاح لأن الوكيل نائب الولي والله أعلم
Artinya:“maka jika wali dan suami atau salah satu dari keduanya mewakilkan kepada orang lain atau hadir wali dan wakilnya dan dilangsungkan akad nikah maka tidak sah karena wakil adalah penggati waly”

Sebenarnya maksud dari nash kitab Kifayatul Akhyar tersebut adalah wali yang telah mewakilkan akad nikah tersebut hadir sebagai saksi seperti penjelasan diatas. Hal ini dikuatkan dengan memperhatikan nash-nash kitab fiqh Syafiiyah lainnya. Selain dari qaedah-qaedah fiqh kehadiran wali yang telah mewakilkan akad nikah tidaklah menjadi mani` (penghalang) bagi sahnya sebuah akad nikah.

Nash kitab Hasyiah Al Bajury jilid 2 hal 102 Cet. Toha Putra

فلو وكل الأب أو الأخ المنفرد فى العقد وحضر مع أخر ليكونا شاهدين لم يصح لأنه متعين للعقد فلا يكون شاهدا فانه لا يصح لان وكيله نائب عنه فكأنه هو العاقد فكيف يكون شاهدا
Artinya; maka jika bapak atau saudara laki-laki yang sendiri mewakilkan untuk melakukan akad nikah kemudian ia juga hadir bersama satu laki-laki lain, supaya keduanya menjadi saksi niscaya tidak sahlah akan nikahnya karena ia adalah orang yang mesti menjadi pelaku akad, maka ia tidak bisa menjadi saksi. Akad nikah tersebut tidak sah karena wakil si wali merupakan pengganti wali, maka seolah-olah si walilah yang melakukan akad, maka bagaimana bisa ia juga menjadi saksi.
Fatawa Ibnu Shalah jilid 2 hal 653 Cet. Dar Ma`rifah

مسألة إذا وكل الولي بتزويج وليته وأحضر الولي شاهدا لا يصح لأن الوكيل نائبه في التزويج فكأنه أحضر شاهدا وعاقدا

Bujairimi `ala Manhaj
ولا بحضرة متعين للولاية فلو وكل الأب ، أو الأخ المنفرد في النكاح وحضر مع آخر لم يصح ، وإن اجتمع فيه شروط الشهادة ؛ لأنه ولي عاقد ، فلا يكون شاهدا كالزوج .ووكيله نائبه

Nihayatuz Zain hal 306 Cet. Dar Fikr

فلو وكل الأب أو الأخ المنفرد في النكاح وحضر مع شاهد آخر لم يصح النكاح لأنه ولي عاقد فلا يكون شاهدا كالزوج

Nash yang serupa juga terdapat dalam hampir semua kitab fiqh Syafii, seperti Fathul Wahab jilid 2 hal 95 Cet. Dar Kutub Ilmiyah, Kitab Hasyiah I`anatuth Thalibin jilid 3 hal 299 Cet. Dar Kutub Ilmiyah, Kitab Raudhatuth Thalibin jilid hal Cet. Dar Kutub Ilmiyah

Tidak ada komentar: